Bismillahirrahmaanirrahiim.
Salam
peternakan. Saya sebagai pemilik blog
ini akan membagi ilmu ataupun pengalaman kerja saya selama
ini yang
berkecipung di dunia peternakan. Peternakan disini dalam artian yang luas dan oleh sebab itu saya
lebih menfokuskan pembahasan ini
yaitu tentang KIAT SUKSES MENETASKAN TELUR AYAM.
Dasar pemikiran
saya untuk membagi informasi kiat sukses menetaskan telur ayam
tiada lain hanya untuk mencoba membantu kepada siapa saja yang sangat perlu
dengan pengetahuan dalam dunia penetasan telur yang mungkin sedang mengalami
atau sangat butuh panduan dasar dalam menetaskan telur ayam.
Usaha
penetasan juga sangat baik untuk kita guluti atau dijadikan sebagai penghasilan
sampingan mengingat harga DOC (day old chiken) dipasaran berkisar antara
Rp.8000 sampai Rp.10000 bahkan lebih dari itu tergantung dari DOC atau anak
ayam yang dihasilkan. Sedangkan harga telur ayam kampung berkisar antara
Rp.1000 sampai Rp.2000. jika dipikir maka keuntungan yang kita dapatkan dari
usaha penetasan sangatlah menjanjikan. Oleh karena itu saya dengan senang hati
membagi pengalaman ini kepada anda yang sangat butuh dengan informasi seperti
ini.
Informasi
nanti yang akan tuangkan dalam pembahasan ini lebih banyak diambil dari pengalaman kerja
saya sendiri dalam menetaskan telur ayam dan juga mengambil sedikit resume-resume yang sudah ada
tentang dunia penetasan kemudian dituangkan
menjadi sebuah tulisan yang mudah-mudahan
bermanfaat untuk anda.
Demikian, dan pembahasan nanti akan
berlanjut pada halaman-halaman berikutnya. Selamat membaca.
PENGALAMAN KECIL MEMBAWA KESUKSESAN
PRINSIP
AWAL MENETASKAN TELUR
Mengapa
kita begitu repotnya menciptakan atau membuat sebuah mesin penetas untuk
menetaskan telur dibandingkan dengan mengharapkan
induk ayam menetaskan telur? Jawaban singkat yaitu tentu kita akan mendapatkan
keuntungan. Mengapa demikian? Karena jika kita hanya memanfaatkan induk ayam
dalam menetaskan telur, waktu yang dibutuhkuan dalam mengerami telur ayam adalah ±21 hari dan kebanyakan induk ayam
dalam sekali mengerami telur 11-14 butir, dan belum tentu semuanya akan menetas.
Dibandingkan dengan menggunakan mesin penetas yang kapasitasnya misalnya 100
butir dalam sekali menetaskan dan waktu yang diperlukan juga sama dengan waktu
si induk ayam mengerami telurnya tentu dari segi waktu kita diuntungkan dan DOC
yang di hasilkan lebih banyak. Akan tetapi untuk mengharapkan semua itu kita
harus memperhatikan prinsip teknis dalam menetaskan telur.
Dalam
menetaskan telur yang lebih dulu dipahami atau yang harus dimengerti bagi seorang
pelaku penetasa adalah sebisa mungkin untuk mengkondisikan keadaan mesin
penetas seperti keadaan alami saat si induk ayam dalam mengerami telurnya. Kondisi
yang dimaksud adalah kondisi suhu kelembapan dan juga sirkulasi udara/fentilasi.
Dan juga perlakuan dalam membalik telur harus dilaksanakan dengan disiplin tujuanya
agar kuning telur tidak jatuh kesamping dan tetap berada pada porosnya sampai
berkembang menjadi anak ayam. Jika kegiatan membalikan telur tidak dilaksanakan
maka posisi kuning telur akan berada di satu sisi bagian telur sehingga
mengakibatkan telur gagal menetas dan jika menetas DOC yang dihasilkan dalam
kondisi cacat.
Untuk
lebih mudah mengingat prinsip sukses yang sudah disebutkan sebelumnya saya
membuat sebuah rumus dalam menetaskan telur yakni “3+1” Suhu,kelembapan dan fentilasi plus disiplin
dalam membalik telur. Sekedar mengingatkan meskipun prinsip-prinsip menetaskan
telur dijalankan dengan baik pelaku penetasan haruslah memperhatikan kualitas
mesin tetas yang digunakan dan juga kualitas telur bibit yang ditetaskan agar
usaha yang anda jalankan mendaptkan hasil yang memuaskan...