Selasa, 14 Februari 2017



BISMILLA.TIFPENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Salam peternakan. Saya sebagai pemilik blog ini akan membagi ilmu ataupun pengalaman kerja saya selama ini yang berkecipung di dunia peternakan. Peternakan disini dalam artian yang luas dan oleh sebab itu saya lebih menfokuskan pembahasan ini yaitu tentang KIAT SUKSES MENETASKAN TELUR AYAM. Dasar pemikiran saya untuk membagi informasi kiat sukses menetaskan telur ayam tiada lain hanya untuk mencoba membantu kepada siapa saja yang sangat perlu dengan pengetahuan dalam dunia penetasan telur yang mungkin sedang mengalami atau sangat butuh panduan dasar dalam menetaskan telur ayam.
Usaha penetasan juga sangat baik untuk kita guluti atau dijadikan sebagai penghasilan sampingan mengingat harga DOC (day old chiken) dipasaran berkisar antara Rp.8000 sampai Rp.10000 bahkan lebih dari itu tergantung dari DOC atau anak ayam yang dihasilkan. Sedangkan harga telur ayam kampung berkisar antara Rp.1000 sampai Rp.2000. jika dipikir maka keuntungan yang kita dapatkan dari usaha penetasan sangatlah menjanjikan. Oleh karena itu saya dengan senang hati membagi pengalaman ini kepada anda yang sangat butuh dengan informasi seperti ini.
Informasi nanti yang akan tuangkan dalam pembahasan ini lebih banyak diambil dari pengalaman kerja saya sendiri dalam menetaskan telur ayam dan juga mengambil sedikit resume-resume yang sudah ada tentang dunia penetasan kemudian dituangkan menjadi sebuah tulisan yang mudah-mudahan bermanfaat untuk anda.
Demikian, dan pembahasan nanti akan berlanjut pada halaman-halaman berikutnya. Selamat membaca.
PENGALAMAN KECIL MEMBAWA KESUKSESAN
PRINSIP AWAL MENETASKAN TELUR
Mengapa kita begitu repotnya menciptakan atau membuat sebuah mesin penetas untuk menetaskan telur dibandingkan dengan  mengharapkan induk ayam menetaskan telur? Jawaban singkat yaitu tentu kita akan mendapatkan keuntungan. Mengapa demikian? Karena jika kita hanya memanfaatkan induk ayam dalam menetaskan telur, waktu yang dibutuhkuan dalam mengerami telur ayam  adalah ±21 hari dan kebanyakan induk ayam dalam sekali mengerami telur 11-14 butir, dan belum tentu semuanya akan menetas. Dibandingkan dengan menggunakan mesin penetas yang kapasitasnya misalnya 100 butir dalam sekali menetaskan dan waktu yang diperlukan juga sama dengan waktu si induk ayam mengerami telurnya tentu dari segi waktu kita diuntungkan dan DOC yang di hasilkan lebih banyak. Akan tetapi untuk mengharapkan semua itu kita harus memperhatikan prinsip teknis dalam menetaskan telur.
Dalam menetaskan telur yang lebih dulu dipahami atau yang harus dimengerti bagi seorang pelaku penetasa adalah sebisa mungkin untuk mengkondisikan keadaan mesin penetas seperti keadaan alami saat si induk ayam dalam mengerami telurnya. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi suhu kelembapan dan juga sirkulasi udara/fentilasi. Dan juga perlakuan dalam membalik telur harus dilaksanakan dengan disiplin tujuanya agar kuning telur tidak jatuh kesamping dan tetap berada pada porosnya sampai berkembang menjadi anak ayam. Jika kegiatan membalikan telur tidak dilaksanakan maka posisi kuning telur akan berada di satu sisi bagian telur sehingga mengakibatkan telur gagal menetas dan jika menetas DOC yang dihasilkan dalam kondisi cacat.
Untuk lebih mudah mengingat prinsip sukses yang sudah disebutkan sebelumnya saya membuat sebuah rumus dalam menetaskan telur yakni  “3+1”  Suhu,kelembapan dan fentilasi plus disiplin dalam membalik telur. Sekedar mengingatkan meskipun prinsip-prinsip menetaskan telur dijalankan dengan baik pelaku penetasan haruslah memperhatikan kualitas mesin tetas yang digunakan dan juga kualitas telur bibit yang ditetaskan agar usaha yang anda jalankan mendaptkan hasil yang memuaskan...